Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka, kendati bank sentral lebih hati-hati mengingat dampak ketidakpastian global terhadap nilai tukar rupiah.
Perry mengungkapkan fokus utama bank sentral saat ini mengarah ke stabilitas nilai tukar. Hal ini ditenggarai oleh adanya perubahan di tataran global, di antaranya rencana kebijakan perdagangan presiden terpilih AS Donald Trump, kenaikan imbal hasil US Treasury dan tren kenaikan inflasi global.
“Kami fokus dulu stabilkan nilai tukar rupiah karena ketidakpastian pasar keuangan global meningkatkan bukan berarti room penurunan suku bunga tidak ada tetap ada tapi timingnya ‘its not right yet’,” katanya.
Menurut Perry, bank sentral melihat ruang penurunan suku bunga ada karena inflasi rendah dan niatan BI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, kondisi global membuat nilai tukar bergerak volatile sehingga fokus saat ini adalah stabilitas nilai tukar dan BI Rate kami tahan dulu.
“Kenapa kami belum berani menurunkan BI Rate, fokus kami masih stabilitas nilai tukar rupiah, pendeknya stabilitas pasar keuangan kondisinya semakin tinggi fokus kami masih stabilitas nilai tukar rupiah yang tadi kami sampaikan,” tegas Perry.