
Perubahan iklim menyebabkan lapisan es mencair, sehingga menaikkan permukaan air laut global. Berdasarkan catatan para ahli, ada lebih dari 100 gunung berapi yang terletak di bawah lapisan es Antartika.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa mencairnya lapisan es terbukti meningkatkan aktivitas vulkanik di gunung berapi.
Saat lapisan es mencair, jumlah massa yang menekan permukaan berkurang yang menciptakan efek pengangkatan di bawah permukaan.
Hal ini, memungkinkan ruang magma yang terkompresi mengembang. Pemuaian ini mempercepat proses yang menyebabkan letusan dengan memberi tekanan pada dinding ruang dan melepaskan gas yang terperangkap di dalam magma.
Beberapa ruang magma juga menyimpan gas yang mudah menguap dalam jumlah besar, yang biasanya terlarut ke dalam magma, demikian dikutip dari LiveScience, Jumat (17/1/2025).
Ketika magma mendingin dan ketika tekanan lapisan penutup berkurang, gas-gas tersebut keluar dari larutan seperti karbonasi dari botol soda yang baru dibuka, sehingga meningkatkan tekanan di dalam ruang magma. Tekanan ini berarti bahwa es yang mencair dapat mempercepat terjadinya letusan gunung berapi subglasial.
Letusan gunung berapi subglasial mungkin tidak terlihat di permukaan, tetapi dapat berdampak pada lapisan es. Panas dari letusan ini dapat meningkatkan pencairan es jauh di bawah permukaan dan melemahkan lapisan es di atasnya. Kejadian tersebut berpotensi menyebabkan berkurangnya tekanan dari permukaan dan letusan gunung berapi lebih lanjut.
Para peneliti menekankan bahwa proses ini berjalan lambat dan berlangsung selama ratusan tahun.
Namun, hal ini berarti dampak yang telah diteorikan dapat terus berlanjut meskipun dunia mengurangi pemanasan antropogenik.
Lapisan es Antartika jauh lebih tebal selama zaman es terakhir, dan ada kemungkinan bahwa proses pembongkaran dan perluasan magma dan gas yang sama mungkin berkontribusi pada letusan-letusan di masa lalu.