Mampukah Susu Ikan Lengkapi Susu Sapi di Program Makan Gratis Prabowo?

Ilustrasi anak minum susu (Freepik)
Foto: Ilustrasi anak minum susu (Freepik)

Pemerintah Indonesia terus mendorong ketahanan pangan melalui berbagai inisiatif,termasuk gerakan makan gratis yang digagas oleh Prabowo Subianto. Termasuk konsumsi susu sebagai sumber protein penting, terutama untuk mencegah stunting pada anak-anak. Konsumsi protein hewani, termasuk susu, sangat penting bagi anak-anak untuk mencegah masalah gizi seperti stunting.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam produksi susu sapi. Data terbaru menunjukkan bahwa inseminasi buatan untuk sapi, yang sempat ramai diperbincangkan pada awal 2024, tidak mampu memenuhi kebutuhan susu nasional. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi susu segar domestik hanya mampu menyuplai sekitar 22,7% dari total kebutuhan, dan sisanya masih harus diimpor.

Susu sapi memiliki kandungan nutrisi yang kaya, seperti kalsium, vitamin D, serta protein yang sangat dibutuhkan terutama oleh anak-anak dan ibu hamil. Namun, dengan produksi susu yang terbatas, pemerintah Indonesia mulai mencari alternatif untuk memastikan kebutuhan nutrisi tetap tercukupi. Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan susu ikan sebagai solusi.

Susu ikan yang baru-baru ini diluncurkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi dan UKM diolah dari protein ikan menggunakan teknologi modern. Susu ini dibuat dari hidrolisat protein ikan (HPI) yang diproses sedemikian rupa untuk menghasilkan minuman bergizi tinggi.

Proses pembuatan susu ikan membutuhkan waktu yang relatif singkat, tergantung pada jenis ikan yang digunakan dan teknologi pengolahan. Jenis ikan yang sering digunakan untuk susu ikan adalah ikan pelagis yang kaya akan protein dan omega-3, seperti ikan tongkol dan ikan tuna. Proses hidrolisis protein ikan ini melibatkan pemecahan protein menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Menurut Diaz Cartaneda penulis jurnal Replacement of Skimmed Milk with Hydrolyzed Fish Protein and Nixtamal in Milk Substitutes for Dairy Calves, ikan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan susu sapi. Selain kandungan protein yang tinggi, susu ikan juga bebas alergen, mudah dicerna oleh tubuh, dan memiliki tingkat penyerapan protein yang lebih tinggi hingga 96% dibandingkan susu sapi. Selain itu, susu ikan kaya akan asam lemak omega-3, EPA, dan DHA yang sangat penting bagi perkembangan otak dan kesehatan kardiovaskular.

Meskipun konsumsi susu di Indonesia meningkat secara konsisten dari 2018 hingga 2023, produksi susu dalam negeri justru mengalami penurunan signifikan. Rata-rata konsumsi per kapita susu cair pabrik meningkat dari 2.044 ml pada 2018 menjadi 2.056 ml pada 2023, sedangkan produksi susu sapi justru turun dari 951.003 ton pada 2018 menjadi 837.223 ton pada 2023.

Kesenjangan ini menciptakan tantangan besar dalam menjaga kecukupan gizi bagi masyarakat, khususnya melalui program-program pemerintah seperti makan siang gratis yang bertujuan meningkatkan asupan protein, termasuk susu. Dengan ketergantungan tinggi pada impor susu, upaya untuk mencapai ketahanan pangan nasional menjadi lebih sulit.

Inilah yang menjadikan peluncuran susu ikan sebagai alternatif. Dengan ketersediaan ikan yang melimpah di perairan Indonesia, produksi susu ikan dapat membantu menutupi kekurangan pasokan susu sapi dan mendukung program-program gizi pemerintah.

Namun, muncul pertanyaan mengenai efisiensi dan kesiapan industri perikanan Indonesia dalam memproduksi susu ikan secara massal. Meskipun ikan-ikan yang digunakan sebagian besar berasal dari perairan Indonesia, industri ini masih perlu beradaptasi dengan teknologi pengolahan yang lebih canggih agar dapat memenuhi permintaan pasar domestik dan global secara efisien.

Proyeksi Kebutuhan Susu Gratis Prabowo -Gibran 2025

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengungkapkan program makan siang gratis dalam skala penuh 100% akan memakan biaya sekitar Rp100 – 120 juta per tahunnya.

“Berdasarkan simulasi dan perencanaan yang dilakukan oleh Tim Pakar Prabowo‐Gibran, program ini akan memerlukan pembiayaan skala penuh hingga Rp 450 triliun per tahun. Sehingga diperkirakan secara bertahap program ini memerlukan pembiayaan sebesar Rp 100 ‐ Rp 120 triliun rupiah pada tahun pertama pemerintahan Prabowo‐Gibran,” kata Budiman melalui keterangan tertulis.

Jadi secara keseluruhan dari kucuran dana tersebut, bisa dibilang untuk memenuhi susu gratis tahap awal pada 2025 mendatang saja sudah memakan lebih dari 36% dari total biaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*