Ramai Negara Imbau Warganya Tinggalkan Lebanon, Termasuk RI?

Asap mengepul di atas Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas perbatasan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (REUTERS/Aziz Taher)
Foto: Asap mengepul di atas Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas perbatasan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (REUTERS/Aziz Taher)

Lebanon kini menjadi ‘Gaza baru’ setelah pasukan Israel melakukan serangan udara ke wilayahnya, menyebabkan ratusan warga Lebanon tewas, terluka, dan ribuan orang mengungsi demi mencari tempat yang aman.

Eskalasi ini menyebabkan banyak negara-negara meminta warganya untuk meninggalkan wilayah Lebanon dan Israel secepatnya.

Berikut negara-negara yang telah mengeluarkan imbauan untuk warganya meninggalkan kedua negara itu, seperti dihimpun oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Rabu (25/9/2024).

China

Pemerintah China telah mendesak warganya di Israel untuk meninggalkan negara itu “secepat mungkin”, karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah.

“Saat ini, situasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sangat tegang, dengan konflik militer yang sering terjadi,” kata kedutaan besar China di Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Arabiya.

“Situasi keamanan di Israel tetap parah, rumit, dan tidak dapat diprediksi,” tambah pernyataan itu. Kedutaan mendesak warga China di Israel untuk “pulang ke rumah atau pindah ke daerah yang lebih aman sesegera mungkin.”

Bulan lalu, China telah meminta warganya di Lebanon untuk pergi setelah serangan Israel di negara itu menewaskan seorang militan senior Palestina.

Inggris

Kantor Luar Negeri Inggris meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon dan juga menyarankan agar tidak bepergian ke negara itu. Pernyataan ini dikeluarkan di tengah eskalasi terkini antara Israel dan Hizbullah.

Kantor tersebut juga mengumumkan pengerahan pasukan Inggris ke Siprus.

“Sekitar 700 pasukan Inggris akan dipindahkan ke Siprus dalam beberapa jam mendatang, karena Pemerintah terus mempersiapkan rencana daruratnya menyusul eskalasi signifikan antara Israel dan Lebanon dalam beberapa hari terakhir,” kata kantor luar negeri, seperti dikutip Middle East Eye.

Kanada

Pemerintah Kanada menyarankan warganya di Lebanon untuk segera pergi saat penerbangan masih tersedia di tengah meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hizbullah.

Ketika ditanya tentang meningkatnya tingkat risiko dan peringatan perjalanan terbaru, Global Affairs Canada mengatakan saat ini pihaknya tidak menawarkan bantuan kepada warga Kanada di Lebanon untuk meninggalkan negara tersebut.

“Evakuasi yang dibantu pemerintah dari negara asing merupakan pilihan terakhir, ketika semua sarana transportasi pribadi dan komersial telah habis, dan keselamatan serta keamanan warganya terancam,” tulis juru bicara Global Affairs Canada Kevin Sweet, seperti dikutip CTV News.

Menurut Menteri Luar Negeri Melanie Joly, saat ini hampir 45.000 warga Kanada berada di Lebanon.

Amerika Serikat

Departemen Luar Negeri AS pekan lalu telah mendesak warga Amerika di Lebanon untuk meninggalkan negara itu sementara pilihan komersial masih tersedia akibat berkobarnya konflik antara Israel dan Hizbullah.

“Karena sifat konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel yang tidak dapat diprediksi dan ledakan baru-baru ini di seluruh Lebanon, termasuk Beirut, Kedutaan Besar AS mendesak warga AS untuk meninggalkan Lebanon sementara pilihan komersial masih tersedia,” kata Departemen Luar Negeri dalam nasihat terbarunya, seperti dikutip Arab News.

“Saat ini, penerbangan komersial tersedia, tetapi dengan kapasitas yang dikurangi. Jika situasi keamanan memburuk, pilihan komersial untuk berangkat mungkin tidak tersedia,” tambahnya.

Pada akhir Juli, Amerika Serikat menaikkan nasihat perjalanannya ke Lebanon ke klasifikasi tertinggi “jangan bepergian”, setelah serangan di Beirut selatan menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah.

Indonesia

Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut meminta WNI agar menunda perjalanan ke Lebanon, Iran, Israel, dan Palestina.

“Bagi WNI yg memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha melalui pesan singkatnya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Judha mengatakan sejak Agustus 2024, KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon. Sebelumnya, Siaga 1 ditetapkan KBRI untuk wilayah Lebanon selatan sejak Oktober 2023.

Sejak Agustus, KBRI Beirut juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI untuk meninggalkan Lebanon setelah Israel merudal sebuah lokasi di Beirut dan menewaskan pimpinan senior milisi Hizbullah.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*