Saham PTRO Terbang & Sentuh ARA, Ada Apa?

Foto: dok Indika

Saham emiten pertambangan milik Haji Romo Nitiyudo Wachjo atau Haji Robert dan kini berafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) terpantau melesat hingga menyentuh auto reject atas (ARA) pada perdagangan sesi II Kamis (29/8/2024).

Per pukul 13:40 WIB, saham PTRO terbang 19,81% ke posisi Rp 12.850/unit. Saham PTRO pun sudah menyentuh ARA pada sesi II hari ini. Diketahui saham PTRO sudah terbang sejak perdagangan Rabu lalu. Selama dua hari terakhir, PTRO sudah melesat hingga 43,58%.

Dalam sepekan terakhir, saham PTRO sudah melonjak hingga 49,12%, sedangkan selama sebulan terakhir sudah melejit 60,44%, dan sepanjang tahun ini meroket 141,9%.

Saham PTRO sudah ditransaksikan sebanyak 15.984 kali dengan volume sebesar 21,41 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 258,33 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 12,96 triliun.

Hingga pukul 13:40 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 12.850/unit atau batas atasnya pada sesi II hari ini, menjadi antrean beli paling banyak, yakni mencapai 3.485 lot atau sekitar Rp 4,5 miliar

Sementara di order offer atau jual, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham PTRO sudah menyentuh ARA.

Belum diketahui penyebab pasti terbangnya saham PTRO dalam dua hari terakhir. Namun kabar terbaru, PTRO memperoleh pembaharuan kontrak jasa penambangan senilai Rp17,4 triliun dari PT Pasir Bara Prima (PBP), anak usaha PT Singaraja Putra Tbk (SINI).

Corporate Secretary PTRO Anto Broto mengatakan kedua perusahaan sepakat untuk memperbaharui perjanjian kontrak kerja sama pada 3 Juli 2024.

“(Nilai kontrak) sekitar Rp17,4 triliun,” kata Anto melalui keterbukaan informasi, Selasa (13/8/2024).

Anto menyebut, kontrak tersebut berlaku sesuai umur tambang PBP. Dia juga menegaskan, PBP tidak memiliki hubungan afiliasi dengan PTRO.

Menurut Anto, kontrak ini akan berdampak positif bagi kinerja operasional dan keuangan PTRO. Selain itu, kontrak ini juga selaras dengan target jangka panjang perseroan.

Anak usaha SINI, PBP sebelumnya menargetkan bisa memproduksi 26 juta ton batu bara dari 2024 hingga 2032. Dari produksi tersebut, PBD memprediksi pendapatan perseroan bisa mencapai US$ 1,95 miliar, dengan asumsi harga batu bara berada di posisi US$ 75 per ton.

SINI menunjuk Petrosea sebagai kontraktor tambang dengan perkiraan pengupasan lapisan sekitar 240 juta bank cubic meter (BCM).

Sebagai informasi, PTRO sempat melakukan perubahan pemegang saham pengendali pada Februari lalu, dari sebelumnya PT Caraka Reksa Optima (CRO) menjadi PT Kreasi Jasa Persada.

Adapun nilai pembelian saham PTRO oleh Kreasi Jasa Persada mencapai Rp 940 miliar pada saat itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*